Jumat, 23 September 2016

PENGELOLAAN KELAS BERSAMA PAK RIO

Jum’at, 26 Agustus 2016, pukul 08.20 WIB, kulihat Pak Rio, Mas Adit, Bu Ima, Bu Ika, dan beberapa kru dari Shinkenjuku mempersiapkan pembelajaran di ruang kelas. Beberapa potong selotip bening 5 cm dengan panjang sekitar 100 cm tertempel di almari besi yang terbuka, setumpuk koran bekas terpapar di lantai, beberapa ikat sedotan minuman, dan tas kresek entah apa isinya berada di atas meja. Sementara peserta didik dengan santainya duduk di bangku masing-masing, sedikitpun tidak merasa terganggu.
Sesuai undangan, pukul 08.30 WIB kegiatan dimulai, meskipun observer yang datang baru beberapa. SD Anak Saleh memang SD-nya Indonesia, peserta didiknya juga putera-puteri Indonesia, namun kegiatan Lesson Study yang kami ikuti memang mengacu ke Jepang dan tentunya Pak Rio Suzuki juga orang Jepang. Kegiatan beliau sangat padat dan terjadwal. Kalau kegiatan di satu tempat misalnya mundur, tentu kegiatan yang lain akan berantakan.
1. Memindah meja dan kursi
Pak Rio memulai kegiatan dengan mengucap salam, dilanjutkan dengan 'menantang' siswa untuk memindahkan meja kursi ke bagian belakang kelas. Kegiatan saat ini sepertinya tidak memerlukan meja kursi, tetapi langsung duduk di lantai. Sekedar informasi, di SD Anak Saleh, peserta didik memasuki kelas dengan melepas alas kaki (tidak bersepatu). Sepatu ditaruh di rak sepatu di luar kelas. 
Saya katakan 'menantang' karena pak Rio memang menanyakan butuh berapa menit untuk memindah semua meja dan kursi ke belakang. Ada yang menjawab 10 menit, ada yang 7 menit, ada yang 5 menit, bahkan ada yang sanggup 3 menit. Suasana agak ramai seperti kegiatan lelang yang pernah saya lihat di sinetron salah satu TV Swasta Nasional. Ada beberapa pertanyaan dan pernyataan pak Rio kepada anak-anak senbelum kegiatan memindah meja kursi dimulai. Bagaimana cara memindah kursi? Berisik atau tenang? Diangkat atau diseret? Bagaimana kalau ada teman yang belum selesai memindahkan meja kursinya? 
2. Apa Kabar
Anak-anak dan pak Rio duduk dengan membuat lingkaran besar.
"Apa kabar", tanya pak Rio kepada anak-anakJawabannya bukan dengan kata-kata, tetapi mengacungkan ibu jari (jempol). Ibu jari ke atas, berarti kabar baik, mendatar berarti kurang baik, dan ibu jari mengarah ke bawah berarti tidak baik. Pak Rio bertanya kepada anak yang ada di kirinya, anak di kanannya, juga kepada anak-anak yang lain, diikuti oleh semua siswa. 
3. Salam Tujuh
Pak Rio meminta bu Ima untuk maju memperagakan salam tujuh.Secara bersamaan pak Rio dan bu Ima memajukan tangan kanannya dengan beberapa jari membuka dan sisanya menutup. Beberapa kali hal tersebut dilakukan, baru berhenti setelah jari yang muncul berjumlah tujuh. Anak-anak mencoba kegiatan tersebut bersama temannya bergantian. Suasana kelas makin cair.
4. Menyelamatkan telur
 Pak Rio membentuk 6 kelompok yang masing-masing anggotanya 4 orang dengan cara berhitung satu, dua, tiga, empat, lima, enam secara  berulang. Angka yang disebut menunjukkan nomor kelompok.Pak .... to be continue ... 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIABET PADA KAKI HARUSKAH DIAMPUTASI?

                  Amputasi adalah salah satu pilihan tata laksana pada kasus kaki diabetes. Namun, keputusan untuk melakukan amputasi tidak ...