Senin, 25 Juni 2012
Salah Obat
Medio Nopember 1990.
Sunyi. Burung-burung tak lagi bernyanyi, monyet-monyet tak lagi teriak bersahutan dan melompat dari satu dahan ke dahan lain.Semut apalagi, tak satupun kulihat batang hidungnya. Mungkin mereka sedang mimpi indah karena pagi tadi berhasil menggigit beberapa dari kami. Sakitnya gak lama, cuma lima menit.
Sunyi sekali? Gak juga sih. Sesekali terdengar langkah babi hutan yang sedang mengorek-ngorek tanah mencari makan.Burung hantu pun tak mau ketinggalan, mendendangkan lagu-lagu merdu, huhu... huhu... huhu huhu huhu. Jauh di sana, terdengar auman jengkel seekor harimau, sepertinya mangsa yang diincar gagal didapat. Kasihan.
Jam di tangan menunjuk 23.45, hampir tengah malam. Lama juga aku gak bisa tidur. Daripada nganggur, kulihat perbekalan yang masih tersisa. Bumbu dapur lumayan banyak, beras masih sekitar 5 kilo, pepaya sayur seingatku masih ada 4 butir di luar tenda, cukup untuk empat hari. hanya ikan asin yang menipis. Insyaallah besok sore, aku akan titip ke teman-teman yang biasanya tiap sabtu sore "ngapeli" pramuniaga KUD Mina Sendangbiru. Maklum, kami adalah 9 pejantan tangguh yang sedang membangun trail (jalan setapak) dari pantai Pasir Putih menuju Telaga Lele di tengah pulau Sempu.
Tiba-tiba tawa nyaring di tenda sebelah memecah kesunyian. Ada apa? Bukankah di Pulau Sempu ini gak ada TV atau hiburan lain yang bisa mengundang tawa? Meski mata mulai tak kuat membelalak, aku kuatkan untuk menghampiri tenda sebelah. Aku ingin tahu, kenapa mereka tertawa begitu lepas seperti tak terkendali, dan tentu saja mengingatkan mereka untuk tidak terlalu berisik. Bagaimana kalau yang mbaurekso pulau Sempu marah-marah karena terusik. Bukankan sesama makhluknya Gusti Allah kita harus hidup berdampingan tanpa saling mengganggu?
Ternyata salah seorang warga tenda sebelah salah membeli obat. Maunya beli obat supaya kuat bekerja di siang hari, maklum kami memang kerja kasar dan keras, yang diberikan penjual ternyata obat kuat, supaya kuat mencangkul pasangan di malam hari. Jadilah Cucak rowonya bangun terus kagak mau tidur. Ada-ada saja, padahal waktu itu kami semua kan masih jejaka.
Akhirnya aku putuskan untuk ikutan tertawa. Andai yang mbaurekso Sempu terjaga, tentu aku ajak ketawa juga. Haa haa haa haa....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
DIABET PADA KAKI HARUSKAH DIAMPUTASI?
Amputasi adalah salah satu pilihan tata laksana pada kasus kaki diabetes. Namun, keputusan untuk melakukan amputasi tidak ...
-
Amputasi adalah salah satu pilihan tata laksana pada kasus kaki diabetes. Namun, keputusan untuk melakukan amputasi tidak ...
-
Medio Nopember 1990. Sunyi. Burung-burung tak lagi bernyanyi, monyet-monyet tak lagi teriak bersahutan dan melompat dari satu dahan ke d...
-
Awalnya senang juga ketika Agustus 2009 anak aq diterima di gontor putri I Sambirejo, Mantingan , Ngawi, Jawa Timur. Segala persyaratan...
Kenangan yang tak terlupakan, keakraban, kelucuan, kekonyolan membuat kita lupa akan rasa capek kerja siang harinya...wow..Burung rangkok, monyet hitam, ..deburan ombak Sendang biru....kapan kita bertemu lagi....
BalasHapusMantap ...
BalasHapus