Sabtu, 25 Agustus 2012
kenangan tak terlupa: APALAH ARTI SEBUAH NAMA
Hari selasa jam pertama di 1 ipa 3. Setelah berdo'a dan mengucap salam, kulihat pak Nur Ahmadi, guru agama Islam 'tolah-toleh'. Dilihatnya papan tulis yang berisi coretan gak karuan sisa pelajaran kemarin. Setelah itu menoleh ke jadwal piket yang nempel di dinding tak jauh dari beliau. Berikutnya menatap kami, warga 1 ipa 3 bergantian. Kembali lagi melihat papan tulis, jadwal piket, menatap kami. Kulihat teman-teman pada bengong.
"Siapa yang piket hari ini", suara pak guru memecah kesunyian.
"Khoirul Pak", jawab beberapa teman serentak. Kebetulan namaku memang tertera pada posisi teratas piket Selasa hingga banyak teman yang dengan mudah mengingatnya.
"Sini maju mas", lanjut pak guru. Antara sadar dan tidak sadar, aku maju ke depan kelas.
"Kenapa anda tidak menghapus papan tulis pagi ini?" tanya pak guru.
"Tiap selasa biasanya hanya saya yang rajin piket pak, mestinya hari ini ganti yang lain", jawabku.
"Namamu siapa?", tanya beliau tanpa peduli alasanku.
"Khoirul, Khoirul Mukhadas pak", jawabku. Kenapa beliau tanya nama segala? Bukankah tadi teman-teman sudah menyebutkannya. Di jadwal piket yang sejak tadi beliau lihat kan juga sudah ada?
"Nama yang bagus. Apa artinya Khoirul Mukhadas?" tanya beliau padaku. Apa ya artinya? Selama ini aku gak pernah memikirkan ataupun menanyakan pada ortu apa arti namaku sebenarnya. Yang kuingat malah ada beberapa teman di sd maupun smp yang mengolok-olok aku sebagai anak yang banyak kadasnya, itu lho salah satu dari penyakit 3 serangkai, panu, kadas, dan kurap.
"Khoirul artinya baik, muqoddas artinya suci. Mestinya anda ini orang yang baik lagi suci. Kenapa pagi ini tidak melaksanakan piket sesuai jadwal yang telah disepakati. Harusnya anda bisa memberi contoh bagi yang lain." Aku tertunduk layu. "Ngerti ngene dadine aku mau piket" (Ind: Tahu begini jadinya, aku tadi piket), sesalku dalam hati.
"Ayahmu kerja apa?". tanya pak guru. Lho lho ini apa lagi, pake nanya kerja ayah segala?
"Guru SD pak, di Glenmore" jawabku. Sekalian kusebut daerahnya, siapa tahu nanti beliau tanya "di mana?".
"Nah, apalagi ayahmu guru agama di SD", pak guru melanjutkan. Sepertinya aku gak ngomong guru agama, pikirku.
"Mulai sekarang, bersediakan anda memberi contoh yang baik pada teman dan lingkungan anda" tanya beliau.
"Bersedia pak", jawabku tanpa pikir panjang, rasanya kaki sudah mulai kesemutan.
Pak guru mempersilakan aku kembali ke tempat duduk. Aku segera ngeloyor pergi ke kelas sebelah, pinjam penghapus.
Sebelum pelajaran inti dimulai, pak guru melanjutkan ceramah tentang pentingnya sebuah nama bagi seorang muslim. Nama adalah do'a orang tua bagi anaknya, hingga hari akhir nama tetap digunakan, dst... dst...
Aku sangat bersyukur sejak awal diingatkan pentingnya arti sebuah nama. Karena setelah berkeluarga dan terjun di masyarakat, nama memang berpengaruh. Tahlil di kampung dan kebetulan pak kyainya berhalangan, mereka menyebut pak khoirul ae. Dapat giliran ngimami sholat jum'at di dinas pendidikan, teman-teman guru kompak nyebut pak khoirul. Perlu penceramah sholat tarawih di musholla kampung, tetangga sebut pak khoirul. Mau nolak benar-benar sungkan, namaku kan Khoirul Mukhadas, bukan Untung, Bejo, atau nama lain yang tidak ada unsur Arabnya. Padahal kuliahku dulu di pendidikan matematika, bukan agama. Jadi guru ya guru matematika, bukan guru agama. Memang sih aku pernah mondok di Nurul Jadid Paiton Probolinggo, tapi ya cuma satu bulan, namanya aja Pondok Romadhon (Mei 1985).
Segala puji hanya bagi ALLAH.
Hari Kamis, 23 Agustus 2012, Pak Nur Ahmadi hadir pada reuni SMARON lulusan tahun 1983 di SMA Negeri 1 Genteng Banyuwangi. "Terima kasih pak guru, moga panjang umur dan sukses selalu. Amiin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
DIABET PADA KAKI HARUSKAH DIAMPUTASI?
Amputasi adalah salah satu pilihan tata laksana pada kasus kaki diabetes. Namun, keputusan untuk melakukan amputasi tidak ...
-
Amputasi adalah salah satu pilihan tata laksana pada kasus kaki diabetes. Namun, keputusan untuk melakukan amputasi tidak ...
-
Medio Nopember 1990. Sunyi. Burung-burung tak lagi bernyanyi, monyet-monyet tak lagi teriak bersahutan dan melompat dari satu dahan ke d...
-
Awalnya senang juga ketika Agustus 2009 anak aq diterima di gontor putri I Sambirejo, Mantingan , Ngawi, Jawa Timur. Segala persyaratan...
Mas Khoirul saya senang membaca narasi sampeyan,gaya kamu kalem masih spt yg dulu,biasanya sbg guru matematika akan galak spt profile P. Muniri, ttp ada satu yg berubah dari sampeyan, ternyata sekarang sampeyan lebih ngganteng dibanding saat masih SMA. Kenalkan lagi saya Eko N Widiyanto teman sampeyan SMA. Bagaimana khabar bapak (P. Palal) apa masih sugeng? Saya sdkt kenal bpk sampeyan, saya putranya P. Kusturo (kepala cabang dinas di Glen moore) jd P. Palal sering berkunjung kerumah.
BalasHapusTrims mas Widi, maunya sih jadi guru yang galak tapi fisik terutama kumis sangat tidak mendukung, he he he. Jadilah seperti yang sekarang ini, mengajak anak-anak belajar sekaligus mendo'akannya, sedang hasilnya aku serahkan pada-Nya.
HapusLebih ngganteng? Ah... jadi malu. Bapak alhamdulillah masih sugeng, sehat wal afi'at.